Suatu hari, aku bertemu dengan rekan sesama hunter yang sedang
berkunjung dikota aku. Ternyata pengalamannya mencari gadis gadis
berjilbab sangat banyak, apalagi gadis2 penjaga toko yang berjilbab,
namun bisa dipakai (bispak). Akhirnya aku diajak oleh Herry, rekan aku
itu untuk diajari cara mencari gadis bispak berjilbab. Katanya, yang
penting kita berani kenalan. Kalo mereka udah mau diajak kenalan, dan
juga mau diajak pulang bareng, sudah jelas mereka adalah gadis yang bisa
dipakai. Akhirnya kami langsung menuju ke daerah timur kotaku, dimana
banyak pertokoan.
Sesampainya di sana toko-toko sudah mau tutup, dan kami memasuki salah satu toko serba ada di sana. Langsung saja aku menuju counter pakaian, sambil berkeliling pura-pura mau membeli pakaian. Kebetulan toko sudah sepi karena mau tutup, dan pengunjungnya hanya beberapa orang. “Mau cari baju apa Mas?” tanyanya. Waktu aku lihat ke arah suara tadi, ternyata wanita penjaga counter yang cantik dan lugu. Jilbab seragam yang tipis dan halus dan baju kaos berkerah ketatnya membuatku hampir ngiler.
Sesampainya di sana toko-toko sudah mau tutup, dan kami memasuki salah satu toko serba ada di sana. Langsung saja aku menuju counter pakaian, sambil berkeliling pura-pura mau membeli pakaian. Kebetulan toko sudah sepi karena mau tutup, dan pengunjungnya hanya beberapa orang. “Mau cari baju apa Mas?” tanyanya. Waktu aku lihat ke arah suara tadi, ternyata wanita penjaga counter yang cantik dan lugu. Jilbab seragam yang tipis dan halus dan baju kaos berkerah ketatnya membuatku hampir ngiler.
“Ini Mbak, mau cari jeans ini yang nomor 32 ada nggak ya?” tanyaku. Si
Mbak berjilbab itu pun mencarikan jeans yang aku maksud. Karena letaknya
di bagian bawah, maka si Mbak berjilbab itu mencari dengan
membungkukkan badan. Karena roknya yanga gak ketat, pantatnya yangs emok
terlihat jelas didepanku, sampai terlihat alur celana dalamnya. “Wah
gile bener nih.. semok banget.” Pikiran aku jadi ngeres nggak karuan
lihat pemandangan di depan aku.
“Yang ini Mas?”, tanyanya.
“Oh.. ya..”, jawabku.
Lalu si Mbak berjilbab pun menuliskan bon untuk dikasihkan ke kasir.
“Mmm.. Mbak.. boleh tahu namanya?” tanyaku mengawali pembicaraan.
“Lely”, katanya.
“Andre”, kataku sambil mengulurkan tanganku.
“Ini Mas bonnya”, katanya.
“Makasih, mmh.. Mbak pulang jam berapa?” tanyaku.
“Ntar jam 9.30″, jawabnya.
“Ada yang nganter?” tanyaku lagi.
“sendirian, cuman dekat mas” tanya Lely menantang.
“Wah, kebetulan, mau dianter?”, jawabku mantap.
“emm… boleh deh..” jawabnya sambil tersenyum. Waaaa ini dia mangsa baru jawab aku.
Tak lama kemudian ada pengumuman bahwa toko mau tutup, dan aku pun membayar barang belanjaan, dan menunggu bersama teman aku di luar di depan pintu tempat karyawan toko keluar. Tak lama kemudian terlihatlah Gadis berjilbab itu menuju ke arahku.
“Kelamaan nunggunya ya Mas?” tanyanya.
“Wah, kalau nunggu wanita secakep Lely sih rasanya sangat lama”, kataku.
“Ah mas bisa aja..” kata Lely sambil tersipu malu.
Kami bertiga pun meninggalkan toko tersebut.
“Emang Lely rumahnya di mana?” tanyaku.
“Aku di Jalan S”, katanya.
“Oohh, okelah!” jawabku.
Kami pun menuju tempat parkir dan aku starter Katana tahun 90-an yang sudah menemani aku selama 5 tahun ini.
“Mas, aku turunin di sini Mas..” kata Herry saat mobil melewati panti pijat di Jalan S. Dan mobil pun kuhentikan, Herry turun langsung masuk ke panti pijat. Wah ini anak memang gila beneran.
“Itu sudah deket kok Mas, kost Lely”, kata gadis berjilbab itu.
“Yah kiri, di situ.” katanya lagi.
Kami pun turun, saat di tempat kos penghuninya sudah tidur semua, tapi karena Lely memiliki kunci sendiri, kami pun tak ada kesulitan untuk masuk. Aku berjalan dibelakangnya, menelan ludah melihat kemontokan pantat gadis manis berjilbab itu. “silakan duduk dulu Mas!” kata gadis berjilbab itu.
Dan Lely pun pergi ke dapur membuat minuman. Kamar Lely ukurannya 3 X 4 meter, di dalamnya hanya ada televisi, VCD, sama kursi. Meja dan tempat tidur. Tempat tidurnya diletakkan di bawah di atas karpet. Kubuka2 koleksi VCD-nya, wah ini ada VCD xx-nya. Pas aku lihat 2 VCD, Gadis berjilbab itu pun masuk dengan membawakan segelas STMJ dan memakai kaos lengan panjang ketat, jilbab cekak biru dan rok panjang hitam berbahan halus.
“Wah, semakin kelihatan seksi nih anak”, pikirku.
“Nih diminum Mas, biar anget”, kata gadis berjilbab itu.
“Lely.. kamu suka ya lihat film-film macem ginian?” tanyaku.
“emang itu VCD apa mas?” kata Gadis berjilbab itu sambil terlihat bngung. “Punya temen kost, kali…. Biasanya emang mereka suka nontn film disini kalo aku lagi kerja..” jawab gadis berjilbab itu lugu. Aku semakin bernafsu. Wah, kebetulan, bisa diajak nonton kayak gini.
“mas stel yah? Kali aja bagus..”kataku. .
“Yah, gapapa…” kata Lely. .
Aku pun mulai menyalakan VCD dan menontonnya. Dasarnya VCD hardcore, langsung saja yang ditampilkan seorang wanita yang diikat tangan kakinya di ranjang dan ditutup matanya, disetubuhi oleh lelaki dengan nafsunya. “Ahh.. no.. no.. uhshh..” jerit wanita tersebut sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya. “waduh, kok film kayak gitu,mas…”, kata Lely sambil kelabakan.
“udah, gapapa… kita tonton aja, yuk…” kataku sambil memegang pergelangan tangannya dan menariknya pelan duduk disampingku. Akihrnya Gadis berjilbab itu pun mau duduk di samping aku. Terlihat lagi kemudian ikatan tali itu dilepas, dan si wanita menungging, dan si lelaki berdiri di belakangnya, dan mulai menyetubuhinya dengan gaya ******. “Ohh.. yess.. ahh.. ahh.. yess.. yess..” jerit wanita tersebut.
Lelypun terlihat serba salah. Cara duduknya berubah2, namun matanya terpaku kepada layar TV. Nampaknya gadis cantik berjilbab ini mulai menyukai seks. Pelan-pelan aku merangkul pinggulnya yang sekal. Gadis itu diam saja, sambil matanya tetap terpaku di layar TV. Pelan kutarik Lely duduk semakin mendekat ke tubuhku, sampai dada Gadis berjilbab itu bergesekan dengan lenganku. Lely diam saja. Dari bibir indahnya terdengar sedikit desahan pelan. Nafasnya juga mulai berat.
“Wah, kayaknya dia terangsang nih”, pikir aku. Kemudian adegan pun semakin seru, si wanita menggoyang maju mundurkan pantatnya mengimbangi laju kemaluan laki-laki tersebut ke dalam ke kemaluannya.
“Oohh baby, yess.. ahhk”, jerit wanita tersebut dan Gadis berjilbab itu pun semakin menggesekkan dadanya ke lenganku dan akhirnya aku beranikan diri untuk memegang dada Lely, Gadis berjilbab itu tiba2 melihat padaku. Mata kami saling menatap. Kulihat matanya sayu penuh birahi. Aku remas dadanya, “jangan mas..” rintih Lely pelan. Namun aku tahu, itu hanya kata2 saja. Tubuhnya tidak benar2 berontak, dan tatapan matanya justru semakin sayu birah.. aku terus meremas dada ranumnya dari luar kausnya, dan perlahan ku beranikan diri untuk mencium bibir Lely, beberapa saat, dibalas dengan ciuman pula oleh Gadis berjilbab itu.
Akhirnya aku dan Lely pun terlibat dalam acara pagut memagut yang sangat seru. Jilbabnya sudah lusuh kuremasi. Lidah kami saling melilit satu sama lain. Kemudian kusibakkan kaos ketat lengan panjang Gadis berjilbab itu pelan2. Setelah kaosnya tersibak memperlihatkan bra yang menampung buas dada sekalnya, kuciumi lagi wajah gadis cantik berjilbab itu serta kurapihkan lagi jilbabnya yang sedikit berantakan. Aku benar2 terangsang dengan gadis2 yang memakai jilbab. Langsung aku menciumi bibirnya dengan ganas, “Mmm”, dan dibalas dengan ganas pula oleh Gadis berjilbab itu.
Kemudian Lely pun mendesah, “Oohh.. shh.. shh”, dan kemudian aku buka kaitan bra Lely dengan gigi aku dan terpampang di depan mata aku gundukan gunung kembar berbentuk kerucut dengan puncaknya berwarna merah muda milik gadis berjilbab cantik yang lugu itu. Langsung aku jilati dari lembah gunung kembar tersebut terus menuju ke puncaknya. “Aakhh.. okhh.. Mas.. shh.. jangann.. jangan Mas.. jangan.. jangan… hentikan Mas..” hanya kata itu yang keluar dari bibir Gadis berjilbab itu. Wah masih pura2 gak mau juga ni cewe, padahal udah2 jelas2 dia mau kok,.
Tak lama kemudian ujung gunung kembar itupun berubah menjadi keras seperti penghapus pensil dan semakin keras saja. Selanjutnya habis mengerjakan tugas di puncak gunung, aku turun sedikit menuju lembah dan tepat di atas pusar aku jilati lagi.
“Wah tubuhmu memang lezat, Lely, mmh.. slurpp”, kata aku sambil menjilat dan menghisap-hisap tubuh Lely.
“Ahh.. shh.. ukhh.. ss..” desah Lely.
Kemudian aku mulai menyibak rok panjang Lely keatas dan membuka celana dalam warna kremnya. Dan akhirnya, aku langsung turun ke daerah selangkangan Lely. Posisi Lely sekarang tidur di sofa dengan jilbab rapi masih dikenakan, namun buah dadanya sudah terhidang rapi tanpa ditutupi apapun. kaki gadis cantik berjilbab itu mengangkang membentuk huruf M dan aku duduk di bawah dan menjilati pangkal paha Gadis berjilbab itu.
“Mmm.. mm.. slurpp.. mmh.. aku jilati seluruh permukaan rambut di daerah segitiga terlarang tersebut di situ tumbuh dengan lebatnya rambut-rambut halus bagaikan hutan tropis Kalimantan sebelum kebakaran. Kujilati hingga rambut di situ basah semua, dan kemudian aku menuju ke bibir-bibir kemaluan Lely. Kujilati bibir-bibir indah tersebut dengan ganasnya, “Okhh.. akkhh.. yess.. Mas.. ahh..” desah Gadis berjilbab itu sambil mengangkat pinggulnya.
Kemudian kusingkap kedua bibir untuk mengetahui rahasia di dalam kemaluan Lely. Terlihat dengan jelas tonjolan daging yang ada di dalamnya dan kujilati dengan lidahku. “Ohh.. di situu terus Mas.. akhh.. oukhh.. akk”, jerit Gadis berjilbab itu saat aku jilati daging, yang biasa disebut klitoris.
Setelah menjilati daging tersebut, kumasukkan tanganku ke dalamnya terasa ada yang menyedot jariku. dan kugesek-gesekkan jari-jariku ke dalam kemaluan Lely dan terasa daging yang bergelombang-gelombang di dalamnya. Mungkin ini yang disebut G-spot pikir aku. Langsung saja aku korek-korek daerah situ. Gadis berjilbab itu pun semakin tak terkendali, “Aahh.. sshh.. ohkk.. uhh.. yess, Mas Andrenn.. teruss.. ahkkh..” jerit Lely semakin nggak jelas.
Aku semakin memperbesar frekuensi mengobrak-abrik daerah tersebut, yang makin lama terasa semakin basah dan semakin menyedot-nyedot jariku. Tak lama kemudian, “Ohh.. Mas Andrey.. shh.. akkhh..” jerit Gadis berjilbab itu mengejang tanda mencapai klimaks, dan jariku di dalamnya pun semakin basah oleh semburan air dari dalam kemaluan Lely. Kemudian aku keluarkan tangan aku dari cengkeraman kemaluan Lely dan menciumi Gadis berjilbab itu. “Sudah puas akung?” tanya aku. Gadis berjilbab itu pun tersenyum. Wajah lugunya yang masih etrbalut jilbab terlihat sangat puas.
Kemudian karena aku juga ingin dipuaskan, segera kubimbing Lely duduk, dan aku langsung melepaskan celana akun dan duduk di sofa, pelan aku tarik gadis cantik itu mendekat sampai wajahnya berada dihadapan penis aku yang telah tegak perkasa.
“ayo, jilat jilat akung..” kataku menyemangati sambil sedikit menarik jilbab Lely agar wajahnya semakin mendekat ke penis aku. dan Lely pelan2 menjuurkan lidahnya, mulai menjilati kemaluan aku. Gadis berjilbab itu aku tuntun menjilat kantung kemaluan aku. Matanya sekali-kali melirik ke arah aku,s eolah ingin memastikan jilatannya memang memuaskan aku. Kemudian Lely menjilati batangan aku yang 7 inchi menyusuri jejak urat-urat yang menonjol di situ. Aku cuma bisa bilang, “Ahh.. ohh.. shh”, saat Gadis berjilbab itu menjilati batangan aku.
Lely pun lalu mulai menjilati kepala kemaluan aku yang seperti helm astronot sambil memainkan lubangnya dengan lidah yang menari-nari di atasnya. kemaluan aku pun semakin tegang saja, dan kemudian Lely mulai memasukkan dan mengeluarkan kemaluan aku di dalam mulut Gadis berjilbab itu dengan frekuensi tinggi, sehingga dengan gerak reflek aku maju mundurkan kemaluan aku sambil memegangi Gadis itu yang masih berjilbab. Setelah hampir 6 menit berlalu. Aku sudah merasa puas mengerjai wajah dan mulut Lely, segera dengans edkit kasar aku hempaskan gadis berjilbab itu kembali terlentang disofa.
Kemudian kuambil kondom special bawaan dari jakarta. Ketika kukenakan di kemaluan, Lely sempat tertawa mengikik. “lucu seperti ikan lele, ada sungutnya.” Kata gadis berjilbab itu dengan lugunya. Lely terlihat sudah pasrah, bahkan terlihat tidak sabar dengan tidur telentang dan kaki Gadis berjilbab itu membentuk huruf M. kugesek2kan kepala penis aku untuk melumasinya sambil melontarkan pertanyaan kotor, “kamu udah gak perawan yah, Lely?” wajahnya yang merah padam karena birahi terlihat menatapku tajam, namun lalu mengangguk. “dasar..” kataku, “ternyata kamu doyan ngentot yah.”
Langsung aku masukkan kemaluan aku ke dalam kemaluan Gadis berjilbab itu. Wah, ternyata masih seret juga nih lubangnya pikir aku. Dan dengan dorongan sedikit tenaga masuklah batang aku ke dalam cengkraman kemaluan Lely. Aku dorong keluar masuk kemaluan aku ke dalam kemaluan Gadis berjilbab itu. “Aahh.. oohh.. shh.. akhh.. shh.. teruss.. Mas.. ahh..” desah Lely semakin tak beraturan. Kemudian aku berhenti, kemaluan aku di dalam kemaluan Gadis berjilbab itu dan memainkannya seperti orang sedang menahan air pipis. “Ih.. kamu nakal.. Mas..” dan Lely ganti membalasnya dengan perlakuan seperti aku. Saat Lely melakukan hal tersebut, kemaluan Gadis berjilbab itu terasa menjepit-jepit seluruh batang kemaluan aku secara periodik, dan membuat aku tak bisa mengendalikan diri.
Kemudian aku genjot lagi kemaluan aku dan menggesekkan sungut-sungut pada kondom, sepertinya membuat sensasi tersendiri pada kemaluan Lely, “Ahh.. oohh.. Mas Andre.. sungut lelemu.. ohkss.. akk.. yes ahh.. ohkk..” jerit Lely menikmati sungut lele dan Lely pun menggoyangkan pinggulnya semakin kuat dan berbunyi kecipak-cipak saat aku memasuk-keluarkan kejantanan aku di dalam kewanitaan Gadis berjilbab itu yang makin basah.
Setelah 15 menit kemudian Lely mendesah, “Mas Andre.. ouchh.. akuu.. mmaauu.. akh, sampaii.” Tak lama kemudian terasa tumpahan cairan dari kemaluan Lely membuat batang kemaluan aku panas dan terasa ada yang menghisap-hisap kemaluan aku yang membuat aku tak bisa mengendalikan diri, dan keluarlah lahar panas dari kemaluan aku pada kantong kondom di dalam kemaluan Gadis berjilbab itu. Kami berdua pun lemas dalam kenikmatan. Aku biarkan kemaluan aku di dalam kemaluan Lely sampai hilang hisapan-hisapan dari kemaluan Gadis berjilbab itu.
Kemudian kukeluarkan kemaluan aku dan aku lepas kondom dan aku berikan ke Lely. “Nih, sumbangkan ke bank sperma”, kata aku. Gadis berjilbab itu pun tersenyum genit, dan pergi ke kamar mandi untuk membuang kondom tersebut. Kemudian kami pun tertidur dengan tubuh tanpa busana sampai keesokan harinya.
Pagi hari ketika gadis berjilbab itu bangun dan membersihkan diri, segera kuserbu dia dari belakang dan kembali memberi gadis lugu berjilbab itu kenikmatan untuk kesekian kali. Sangat nikmat ternyata, memek seorang gadis penjaga toko berjilbab.
“Yang ini Mas?”, tanyanya.
“Oh.. ya..”, jawabku.
Lalu si Mbak berjilbab pun menuliskan bon untuk dikasihkan ke kasir.
“Mmm.. Mbak.. boleh tahu namanya?” tanyaku mengawali pembicaraan.
“Lely”, katanya.
“Andre”, kataku sambil mengulurkan tanganku.
“Ini Mas bonnya”, katanya.
“Makasih, mmh.. Mbak pulang jam berapa?” tanyaku.
“Ntar jam 9.30″, jawabnya.
“Ada yang nganter?” tanyaku lagi.
“sendirian, cuman dekat mas” tanya Lely menantang.
“Wah, kebetulan, mau dianter?”, jawabku mantap.
“emm… boleh deh..” jawabnya sambil tersenyum. Waaaa ini dia mangsa baru jawab aku.
Tak lama kemudian ada pengumuman bahwa toko mau tutup, dan aku pun membayar barang belanjaan, dan menunggu bersama teman aku di luar di depan pintu tempat karyawan toko keluar. Tak lama kemudian terlihatlah Gadis berjilbab itu menuju ke arahku.
“Kelamaan nunggunya ya Mas?” tanyanya.
“Wah, kalau nunggu wanita secakep Lely sih rasanya sangat lama”, kataku.
“Ah mas bisa aja..” kata Lely sambil tersipu malu.
Kami bertiga pun meninggalkan toko tersebut.
“Emang Lely rumahnya di mana?” tanyaku.
“Aku di Jalan S”, katanya.
“Oohh, okelah!” jawabku.
Kami pun menuju tempat parkir dan aku starter Katana tahun 90-an yang sudah menemani aku selama 5 tahun ini.
“Mas, aku turunin di sini Mas..” kata Herry saat mobil melewati panti pijat di Jalan S. Dan mobil pun kuhentikan, Herry turun langsung masuk ke panti pijat. Wah ini anak memang gila beneran.
“Itu sudah deket kok Mas, kost Lely”, kata gadis berjilbab itu.
“Yah kiri, di situ.” katanya lagi.
Kami pun turun, saat di tempat kos penghuninya sudah tidur semua, tapi karena Lely memiliki kunci sendiri, kami pun tak ada kesulitan untuk masuk. Aku berjalan dibelakangnya, menelan ludah melihat kemontokan pantat gadis manis berjilbab itu. “silakan duduk dulu Mas!” kata gadis berjilbab itu.
Dan Lely pun pergi ke dapur membuat minuman. Kamar Lely ukurannya 3 X 4 meter, di dalamnya hanya ada televisi, VCD, sama kursi. Meja dan tempat tidur. Tempat tidurnya diletakkan di bawah di atas karpet. Kubuka2 koleksi VCD-nya, wah ini ada VCD xx-nya. Pas aku lihat 2 VCD, Gadis berjilbab itu pun masuk dengan membawakan segelas STMJ dan memakai kaos lengan panjang ketat, jilbab cekak biru dan rok panjang hitam berbahan halus.
“Wah, semakin kelihatan seksi nih anak”, pikirku.
“Nih diminum Mas, biar anget”, kata gadis berjilbab itu.
“Lely.. kamu suka ya lihat film-film macem ginian?” tanyaku.
“emang itu VCD apa mas?” kata Gadis berjilbab itu sambil terlihat bngung. “Punya temen kost, kali…. Biasanya emang mereka suka nontn film disini kalo aku lagi kerja..” jawab gadis berjilbab itu lugu. Aku semakin bernafsu. Wah, kebetulan, bisa diajak nonton kayak gini.
“mas stel yah? Kali aja bagus..”kataku. .
“Yah, gapapa…” kata Lely. .
Aku pun mulai menyalakan VCD dan menontonnya. Dasarnya VCD hardcore, langsung saja yang ditampilkan seorang wanita yang diikat tangan kakinya di ranjang dan ditutup matanya, disetubuhi oleh lelaki dengan nafsunya. “Ahh.. no.. no.. uhshh..” jerit wanita tersebut sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya. “waduh, kok film kayak gitu,mas…”, kata Lely sambil kelabakan.
“udah, gapapa… kita tonton aja, yuk…” kataku sambil memegang pergelangan tangannya dan menariknya pelan duduk disampingku. Akihrnya Gadis berjilbab itu pun mau duduk di samping aku. Terlihat lagi kemudian ikatan tali itu dilepas, dan si wanita menungging, dan si lelaki berdiri di belakangnya, dan mulai menyetubuhinya dengan gaya ******. “Ohh.. yess.. ahh.. ahh.. yess.. yess..” jerit wanita tersebut.
Lelypun terlihat serba salah. Cara duduknya berubah2, namun matanya terpaku kepada layar TV. Nampaknya gadis cantik berjilbab ini mulai menyukai seks. Pelan-pelan aku merangkul pinggulnya yang sekal. Gadis itu diam saja, sambil matanya tetap terpaku di layar TV. Pelan kutarik Lely duduk semakin mendekat ke tubuhku, sampai dada Gadis berjilbab itu bergesekan dengan lenganku. Lely diam saja. Dari bibir indahnya terdengar sedikit desahan pelan. Nafasnya juga mulai berat.
“Wah, kayaknya dia terangsang nih”, pikir aku. Kemudian adegan pun semakin seru, si wanita menggoyang maju mundurkan pantatnya mengimbangi laju kemaluan laki-laki tersebut ke dalam ke kemaluannya.
“Oohh baby, yess.. ahhk”, jerit wanita tersebut dan Gadis berjilbab itu pun semakin menggesekkan dadanya ke lenganku dan akhirnya aku beranikan diri untuk memegang dada Lely, Gadis berjilbab itu tiba2 melihat padaku. Mata kami saling menatap. Kulihat matanya sayu penuh birahi. Aku remas dadanya, “jangan mas..” rintih Lely pelan. Namun aku tahu, itu hanya kata2 saja. Tubuhnya tidak benar2 berontak, dan tatapan matanya justru semakin sayu birah.. aku terus meremas dada ranumnya dari luar kausnya, dan perlahan ku beranikan diri untuk mencium bibir Lely, beberapa saat, dibalas dengan ciuman pula oleh Gadis berjilbab itu.
Akhirnya aku dan Lely pun terlibat dalam acara pagut memagut yang sangat seru. Jilbabnya sudah lusuh kuremasi. Lidah kami saling melilit satu sama lain. Kemudian kusibakkan kaos ketat lengan panjang Gadis berjilbab itu pelan2. Setelah kaosnya tersibak memperlihatkan bra yang menampung buas dada sekalnya, kuciumi lagi wajah gadis cantik berjilbab itu serta kurapihkan lagi jilbabnya yang sedikit berantakan. Aku benar2 terangsang dengan gadis2 yang memakai jilbab. Langsung aku menciumi bibirnya dengan ganas, “Mmm”, dan dibalas dengan ganas pula oleh Gadis berjilbab itu.
Kemudian Lely pun mendesah, “Oohh.. shh.. shh”, dan kemudian aku buka kaitan bra Lely dengan gigi aku dan terpampang di depan mata aku gundukan gunung kembar berbentuk kerucut dengan puncaknya berwarna merah muda milik gadis berjilbab cantik yang lugu itu. Langsung aku jilati dari lembah gunung kembar tersebut terus menuju ke puncaknya. “Aakhh.. okhh.. Mas.. shh.. jangann.. jangan Mas.. jangan.. jangan… hentikan Mas..” hanya kata itu yang keluar dari bibir Gadis berjilbab itu. Wah masih pura2 gak mau juga ni cewe, padahal udah2 jelas2 dia mau kok,.
Tak lama kemudian ujung gunung kembar itupun berubah menjadi keras seperti penghapus pensil dan semakin keras saja. Selanjutnya habis mengerjakan tugas di puncak gunung, aku turun sedikit menuju lembah dan tepat di atas pusar aku jilati lagi.
“Wah tubuhmu memang lezat, Lely, mmh.. slurpp”, kata aku sambil menjilat dan menghisap-hisap tubuh Lely.
“Ahh.. shh.. ukhh.. ss..” desah Lely.
Kemudian aku mulai menyibak rok panjang Lely keatas dan membuka celana dalam warna kremnya. Dan akhirnya, aku langsung turun ke daerah selangkangan Lely. Posisi Lely sekarang tidur di sofa dengan jilbab rapi masih dikenakan, namun buah dadanya sudah terhidang rapi tanpa ditutupi apapun. kaki gadis cantik berjilbab itu mengangkang membentuk huruf M dan aku duduk di bawah dan menjilati pangkal paha Gadis berjilbab itu.
“Mmm.. mm.. slurpp.. mmh.. aku jilati seluruh permukaan rambut di daerah segitiga terlarang tersebut di situ tumbuh dengan lebatnya rambut-rambut halus bagaikan hutan tropis Kalimantan sebelum kebakaran. Kujilati hingga rambut di situ basah semua, dan kemudian aku menuju ke bibir-bibir kemaluan Lely. Kujilati bibir-bibir indah tersebut dengan ganasnya, “Okhh.. akkhh.. yess.. Mas.. ahh..” desah Gadis berjilbab itu sambil mengangkat pinggulnya.
Kemudian kusingkap kedua bibir untuk mengetahui rahasia di dalam kemaluan Lely. Terlihat dengan jelas tonjolan daging yang ada di dalamnya dan kujilati dengan lidahku. “Ohh.. di situu terus Mas.. akhh.. oukhh.. akk”, jerit Gadis berjilbab itu saat aku jilati daging, yang biasa disebut klitoris.
Setelah menjilati daging tersebut, kumasukkan tanganku ke dalamnya terasa ada yang menyedot jariku. dan kugesek-gesekkan jari-jariku ke dalam kemaluan Lely dan terasa daging yang bergelombang-gelombang di dalamnya. Mungkin ini yang disebut G-spot pikir aku. Langsung saja aku korek-korek daerah situ. Gadis berjilbab itu pun semakin tak terkendali, “Aahh.. sshh.. ohkk.. uhh.. yess, Mas Andrenn.. teruss.. ahkkh..” jerit Lely semakin nggak jelas.
Aku semakin memperbesar frekuensi mengobrak-abrik daerah tersebut, yang makin lama terasa semakin basah dan semakin menyedot-nyedot jariku. Tak lama kemudian, “Ohh.. Mas Andrey.. shh.. akkhh..” jerit Gadis berjilbab itu mengejang tanda mencapai klimaks, dan jariku di dalamnya pun semakin basah oleh semburan air dari dalam kemaluan Lely. Kemudian aku keluarkan tangan aku dari cengkeraman kemaluan Lely dan menciumi Gadis berjilbab itu. “Sudah puas akung?” tanya aku. Gadis berjilbab itu pun tersenyum. Wajah lugunya yang masih etrbalut jilbab terlihat sangat puas.
Kemudian karena aku juga ingin dipuaskan, segera kubimbing Lely duduk, dan aku langsung melepaskan celana akun dan duduk di sofa, pelan aku tarik gadis cantik itu mendekat sampai wajahnya berada dihadapan penis aku yang telah tegak perkasa.
“ayo, jilat jilat akung..” kataku menyemangati sambil sedikit menarik jilbab Lely agar wajahnya semakin mendekat ke penis aku. dan Lely pelan2 menjuurkan lidahnya, mulai menjilati kemaluan aku. Gadis berjilbab itu aku tuntun menjilat kantung kemaluan aku. Matanya sekali-kali melirik ke arah aku,s eolah ingin memastikan jilatannya memang memuaskan aku. Kemudian Lely menjilati batangan aku yang 7 inchi menyusuri jejak urat-urat yang menonjol di situ. Aku cuma bisa bilang, “Ahh.. ohh.. shh”, saat Gadis berjilbab itu menjilati batangan aku.
Lely pun lalu mulai menjilati kepala kemaluan aku yang seperti helm astronot sambil memainkan lubangnya dengan lidah yang menari-nari di atasnya. kemaluan aku pun semakin tegang saja, dan kemudian Lely mulai memasukkan dan mengeluarkan kemaluan aku di dalam mulut Gadis berjilbab itu dengan frekuensi tinggi, sehingga dengan gerak reflek aku maju mundurkan kemaluan aku sambil memegangi Gadis itu yang masih berjilbab. Setelah hampir 6 menit berlalu. Aku sudah merasa puas mengerjai wajah dan mulut Lely, segera dengans edkit kasar aku hempaskan gadis berjilbab itu kembali terlentang disofa.
Kemudian kuambil kondom special bawaan dari jakarta. Ketika kukenakan di kemaluan, Lely sempat tertawa mengikik. “lucu seperti ikan lele, ada sungutnya.” Kata gadis berjilbab itu dengan lugunya. Lely terlihat sudah pasrah, bahkan terlihat tidak sabar dengan tidur telentang dan kaki Gadis berjilbab itu membentuk huruf M. kugesek2kan kepala penis aku untuk melumasinya sambil melontarkan pertanyaan kotor, “kamu udah gak perawan yah, Lely?” wajahnya yang merah padam karena birahi terlihat menatapku tajam, namun lalu mengangguk. “dasar..” kataku, “ternyata kamu doyan ngentot yah.”
Langsung aku masukkan kemaluan aku ke dalam kemaluan Gadis berjilbab itu. Wah, ternyata masih seret juga nih lubangnya pikir aku. Dan dengan dorongan sedikit tenaga masuklah batang aku ke dalam cengkraman kemaluan Lely. Aku dorong keluar masuk kemaluan aku ke dalam kemaluan Gadis berjilbab itu. “Aahh.. oohh.. shh.. akhh.. shh.. teruss.. Mas.. ahh..” desah Lely semakin tak beraturan. Kemudian aku berhenti, kemaluan aku di dalam kemaluan Gadis berjilbab itu dan memainkannya seperti orang sedang menahan air pipis. “Ih.. kamu nakal.. Mas..” dan Lely ganti membalasnya dengan perlakuan seperti aku. Saat Lely melakukan hal tersebut, kemaluan Gadis berjilbab itu terasa menjepit-jepit seluruh batang kemaluan aku secara periodik, dan membuat aku tak bisa mengendalikan diri.
Kemudian aku genjot lagi kemaluan aku dan menggesekkan sungut-sungut pada kondom, sepertinya membuat sensasi tersendiri pada kemaluan Lely, “Ahh.. oohh.. Mas Andre.. sungut lelemu.. ohkss.. akk.. yes ahh.. ohkk..” jerit Lely menikmati sungut lele dan Lely pun menggoyangkan pinggulnya semakin kuat dan berbunyi kecipak-cipak saat aku memasuk-keluarkan kejantanan aku di dalam kewanitaan Gadis berjilbab itu yang makin basah.
Setelah 15 menit kemudian Lely mendesah, “Mas Andre.. ouchh.. akuu.. mmaauu.. akh, sampaii.” Tak lama kemudian terasa tumpahan cairan dari kemaluan Lely membuat batang kemaluan aku panas dan terasa ada yang menghisap-hisap kemaluan aku yang membuat aku tak bisa mengendalikan diri, dan keluarlah lahar panas dari kemaluan aku pada kantong kondom di dalam kemaluan Gadis berjilbab itu. Kami berdua pun lemas dalam kenikmatan. Aku biarkan kemaluan aku di dalam kemaluan Lely sampai hilang hisapan-hisapan dari kemaluan Gadis berjilbab itu.
Kemudian kukeluarkan kemaluan aku dan aku lepas kondom dan aku berikan ke Lely. “Nih, sumbangkan ke bank sperma”, kata aku. Gadis berjilbab itu pun tersenyum genit, dan pergi ke kamar mandi untuk membuang kondom tersebut. Kemudian kami pun tertidur dengan tubuh tanpa busana sampai keesokan harinya.
Pagi hari ketika gadis berjilbab itu bangun dan membersihkan diri, segera kuserbu dia dari belakang dan kembali memberi gadis lugu berjilbab itu kenikmatan untuk kesekian kali. Sangat nikmat ternyata, memek seorang gadis penjaga toko berjilbab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar