Iklan Banner 125 x 125

Pengalaman Ditempat Sebuah Warung

Sebuah Cerita -Aku bernama Rudi tapi itu hanya nama samaran aja sih, aku saat ini bekerja di salah satu perusahaan ternama dikota jawa timur. Tapi saya tinggal di daerah Namaku Rudi (bukan nama sebenarnya), aku bekerja di sebuah perusahaan cukup terkenal di Jawa Barat.Tapi aku tinggal disalah satu kost perkampungan yang berad dekat dengen tempat kerjaku, kampung ini pun dikenal dihuni cewek-cewek yang cantik.

Aku bersama dengan teman rekan kerjaku disaat sudah pulang kerja selalu menyempatkan diri sebentar untuk goda-goda cewek yang sering lewat-lwat di depan kost aku. Kebetulan sih sebelah aku adalah tempat warung sederhana bisa untuk nongkrong.

Aku disana pun sudah terbilang menjadi langganan ibu itu, kadang aku juga bisa utang saama dia kalau lagi lupa bawa uang keluar. Warung tersebut pemiliknya adalah bernama Tante Eva Aku sudah langganan dengan warung sebelah jadi gak malu lagi deh hehe.. Namun aku memanggil dia dengan sebutan Tante Eva karena dia adalah seorang janda beranak satu yang masih bersekolah playroup.

Warung dari tante eva pada pagi -pagi hari sudah dibuka dann akan ditutup pada saat malam hari skitar jam 10an gitu lah. Tante Eva tidak sendiri melainkan dia juga ditemenin oleh keponakannya yang bernama Krisna setiap hari membantu tante Eva.
Sama seperti biasa aku juga stelah pulang dari kantor langsung mandi dan beristirahat nontonn tv, sambil nogrbol dengan teman-teman satu kost. Saat nonton aku sudah menyediakan banya cemilan dan minuman namun ada satu yang kurang yaitu rokok. Padahal sudah mau jam 10 lewat seingat ku kan warung Tante Eva tutup jam 10 gitu tapi sekarang sudah lewat, Aku pun mencoba untk melihat sebentar dan ternyata memang belum tutup warung tante Eva.

"Tante.., Tante.., Dik Krisna.., Dik Krisna", lho kok kosong, warung ditinggal sepi seperti ini, kali saja lupa nutup warung.

Ah kucoba panggil sekali lagi, "Permisi.., Tante Eva?".

"Oh ya.., tungguu", Ada suara dari dalam. Wah jadi deh beli rokok akhirnya.



Yang keluar ternyata Tante Eva, hanya menggunakan handuk yang dililitkan di dada, jalan tergesa-gesa ke warung sambil mengucek-ngucek rambutnya yang kelihatannya baru selesai mandi juga habis keramas.

"Oh.., maaf Tante, Saya mau mengganggu nich.., Saya mo beli rokok gudang garam inter, lho Dik Krisna mana?

"O.., Krisna sedang dibawa ama kakeknya.., katanya kangen ama cucu.., maaf ya Mas Rudi Tante pake' pakaian kayak gini.. baru habis mandi sich".


"Tidak apa-apa kok Tante, sekilas mataku melihat badan yang lain yang tidak terbungkus handuk.., putih mulus, seperti masih gadis-gadis, baru kali ini aku lihat sebagian besar tubuh Tante Eva, soalnya biasanya Tante Eva selalu pakai baju kebaya. Dan lagi aku baru sadar dengan hanya handuk yang dililitkan di atas dadanya berarti Tante Eva tidak memakai BH. Pikiran kotorku mulai kumat.

Malam gini kok belum tutup Tante..?

"Iya Mas ruri, ini juga Tante mau tutup, tapi mo pake' pakaian dulu?

"Oh biar Saya bantu ya Tante, sementara Tante berpakaian", kataku. Masuklah aku ke dalam warung, lalu menutup warung dengan rangkaian papan-papan.

"Wah ngerepoti Mas Rudi kata Tante Eva.., sini biar Tante ikut bantu juga". Warung sudah tertutup, kini aku pulang lewat belakang saja.

"Trimakasih lho Mas Rudi..?".

"Sama-sama.."kataku.

"Tante saya lewat belakang saja".

Saat aku dan Tante Eva berpapasan di jalan antara rak-rak dagangan, badanku menubruk tante, tanpa diduga handuk penutup yang ujung handuk dilepit di dadanya terlepas, dan Tante Eva terlihat hanya mengenakan celana dalam merah muda saja. Tante Eva menjerit sambil secara reflek memelukku.

"Mas Rudi.., tolong ambil handuk yang jatuh terus lilitkan di badan Tante", kata tante dengan muka merah padam. Aku jongkok mengambil handuk tante yang jatuh, saat tanganku mengambil handuk, kini di depanku persis ada pemandangan yang sangat indah, celana dalam merah muda, dengan background hitam rambut-rambut halus di sekitar vaginanya yang tercium harum. Kemudian aku cepat-cepat berdiri sambil membalut tubuh tante dengan handuk yang jatuh tadi. Tapi ketika aku mau melilitkan handuk tanpa kusadari burungku yang sudah bangun sejak tadi menyentuh tante.

"Mas Rudi.., burungnya bangun ya..?".

"Iya Tante.., ah jadi malu Saya.., habis Saya lihat Tante seperti ini mana harum lagi, jadi nafsu Saya Tante..".

"Ah tidak apa-apa kok Mas Rudi itu wajar..".

"Eh ngomong-ngomong Mas Rudi kapan mo nikah..?".

"Ah belum terpikir Tante..".

"Yah.., kalau mo' nikah harus siap lahir batin lho.., jangan kaya' mantan suami Tante.., tidak bertanggung jawab kepada keluarga.., nah akibatnya sekarang Tante harus bersetatus janda. Gini tidak enaknya jadi janda, malu.., tapi ada yang lebih menyiksa Mas Rudi.. kebutuhan batin..".

"Oh ya Tante.., terus gimana caranya Tante memenuhi kebutuhan itu..", tanyaku usil.

"Yah.., Tante tahan-tahan saja..".

Kasihan.., batinku.., andaikan.., andaikan.., aku diijinkan biar memenuhi kebutuhan batin Tante Eva.., ough.., pikiranku tambah usil.

Waktu itu bentuk sarungku sudah berubah, agak kembung, rupanya tante juga memperhatikan.

"Mas Rudi burungnya masih bangun ya..?".

Aku cuma megangguk saja, terus sangat di luar dugaanku, tiba-tiba Tante Eva meraba burungku.

"Wow besar juga burungmu, Mas Rudi.., burungnya sudah pernah ketemu sarangnya belom..?".

"Belum..!!", jawabku bohong sambil terus diraba turun naik, aku mulai merasakan kenikmatan yang sudah lama tidak pernah kurasakan.

"Mas.., boleh dong Tante ngeliatin burungmu bentarr saja..?", belum sempat aku menjawab, Tante Eva sudah menarik sarungku, praktis tinggal celana dalamku yang tertinggal plus kaos oblong.

"Oh.., sampe' keluar gini Mas..?".

"Iya emang kalau burungku lagi bangun panjangnya suka melewati celana dalam, Aku sendiri tidak tahu persis berapa panjang burungku..?", kataku sambil terus menikmati kocokan tangan Tante Eva.

"Wah.., Tante yakin, yang nanti jadi istri Mas Rudi pasti bakal seneng dapet suami kaya Mas Rudi..", kata tante sambil terus mengocok burungku. Oughh.., nikmat sekali dikocok tante dengan tangannya yang halus kecil putih itu. Aku tanpa sadar terus mendesah nikmat, tanpa aku tahu, Tante Eva sudah melepaskan lagi handuk yang kulilitkan tadi, itu aku tahu karena burungku ternyata sudah digosok-gosokan diantara buah dadanya yang tidak terlalu besar itu.

2 komentar:


  1. Selamat Datang di www.pusatobatasia.com

    www.pusatobatasia.com Kami Menjual Aneka Macam Obat Herbal Seperti Obat Kuat Pria,Obat Pembesar Penis,Obat Penyubur Sperma,Obat Perangsang Wanita,Alat - Alat Bantu Sex,Alat Bantu Sex Wanita,Alat Bantu Sex Pria,Kosmetik Herbal,Pelangsing Badan,Pembesar Payudara Dan Produk Kesehatan Berkualitas Internasional INFO PEMESANAN : Call/Sms : 0821 3302 4747

    BalasHapus
  2. Selamat Datang di www.pusatobatasia.com

    ALAT BANTU SEX PRIA
    ALAT BANTU SEX WANITA
    ALAT PEMBESAR PENIS
    KECANTIKAN
    KOSMETIK HERBAL
    OBAT KUAT PRIA
    OBAT PELANGSING BADAN
    OBAT PEMBESAR PAYUDARA
    OBAT PEMBESAR PENIS
    OBAT PENYUBUR SPERMA
    OBAT PERANGSANG WANITA
    OIL PEMBESAR PENIS
    PRODUK KESEHATAN

    BalasHapus