Ini adalah cerita yang menarik. Si Fandi pemuda lugu termakan rayuan ibu
kostnya yang sangat menggoda Fandi sehingga Fandi melayani ibu kostnya
tersebut. Langsung saja.
Waktu itu Di kamar kost aku berbaring sambil ngelamun. Diluar gerimis
yang turun sejak sore belum juga usai sehingga menambah dinginnya udara
malam, dikota yang memang berhawa sejuk. Malam minggu tanpa pacar dan
hujan pula membuat Fandi suntuk. Dicobanya memejamkan matanya
membayangkan sesuatu. Yang muncul adalah seraut wajah cantik
berkerudung. Teh Sarah, ibu kostnya (aku sering memanggil ibu kostku itu
dengan sebutan teteh).
Dibayangkannya wanita itu tersenyum manis sambil membuka kerudungnya,
mengeraikan rambutnya yang hitam panjang. Membuka satu persatu kancing
bajunya. Memperlihatkan kulit putih mulus dan sepasang buah dada montok
yang disangga BH merah jambu. Dan buah dada itu semakin menampakkan
keindahannya secara utuh ketika penyangganya telah dilepaskan. Sepasang
gunung kembar padat berisi dengan puting merah kecoklatan di dua
puncaknya menggantung indah.
Lalu tangannya membuka kancing celana panjang yang segera meluncur
kebawah. Tinggallah secarik celana dalam, yang sewarna BH, membungkus
pinggul montok. Bagaikan penari strip-tease, secarik kain kecil itu
segera pula ditanggalkan. Menampakkan selangkangannya yang membusung
dihiasi bulu menghitam, kontras dengan kulitnya yang putih mulus.
Dihadapannya kini berdiri perempuan telanjang dengan keindahan bentuk
tubuh yang menaikan nafsu syhawat.
Fandi bangkit berdiri sambil menggaruk batang kontol di selangkangnnya
yang mulai tegak dan keluar dari kamarnya menuju dapur untuk membuat
kopi. Setelah membuat kopi kemudian keruang duduk untuk nimbrung nonton
TV bersama keluarga tempat ia kost. Baru sekitar 3 bulan ia kost dirumah
keluarga Pak Totok setelah dia pindah dari tempat kostnya yang lama.
Totok telah beristri dengan anak satu berumur 7 tahun.
Ternyata ruang duduk itu sepi, TV nya juga mati. Mungkin Teh Sarah sudah
tidur bersama anaknya karena Pak Totok sedang ke Jakarta menemani
ibunya yang akan sedang sakit. Akhirnya Fandi duduk sendiri dan mulai
meghidupkan TV. Ternyata hampir semua saluran TV yang ada gambarnya
kurang bagus. Fandi mencoba semua saluran dan cuma Indosiar saja yang
agak terlihat gambarnya meski agak berbintik.
Mungkin antenanya kena angin, pikirnya.Dengan setengah terpaksa
dinikmati sinetron yang entah judulnya apa, kerena Fandi selama ini
tidak pernah tertarik dengan sinetron Indonesia.
Tiba-tiba Fandi mendengar pintu kamar dibuka. Dan dari kamar keluarlah
perempuan yang biasa dipanggil Teh Sarah. Fandi kaget melihat kehadiran
perempuan itu yang tiba-tiba.
“Eh, Teteh belum tidur? Keberisikan ya?” tanya Fandi tergagap
“Ah, tidak apa-apa. Saya belum tidur kok” jawab perempuan itu dengan logat Sunda yang kental.
Yang membuat Fandi kaget sebenarnya bukan kedatangan perempuan itu, tapi
penampilannya yang luar dari kebiasaanya. Sehari-hari Sarah, seperti
kebanyakan ibu rumah tangga di kota ini, selalu berkerudung rapat.
Sehingga hanya wajahnya saja yang terlihat. Dan itulah yang pada awalnya
membuatnya tertarik kost dirumah ini ketika bertamu pertama kali dan
bertemu dengan Sarah.
Dengan berkerudung justru semakin menonjolkan kecantikan wajah yang
dimilikinya. Dengan alismatanya yang tebal terpadu dengan matanya yang
bening indah, hidungnya mancung bangir dan bibirnya yang merah merekah.
Dengan postur tubuh dibalik bajunya terlihat tinggi serasi.Entah mengapa
Fandi selalu tertarik dengan perempuan cantik berkerudung.
Pikiran nakalnya adalah apa yang ada dibalik baju yang tertutup itu. Dan
pada saat itupun pikiran kotornya sempat melintas mencoba membayangkan
Sarah tanpa busana. Tapi pikiran itu dibuangnya ketika bertemu dengan
suaminya yang terlihat berwibawa dan berusia agak lebih tua dari Sarah
yang masih dibawah tigapuluh tahun. Akhirnya jadilah ia kost di paviliun
disamping rumah tersebut dan pikiran kotornya segera dibuang jauh,
karena ia segan pada Pak Totok. Tapi secara sembunyi ia kadang mencuri
pandang memperhatikan kecantikan Sarah dibalik kerudungnya dan kadang
sambil membayangkan ketelanjangan perempuan itu dibalik bajunya yang
tertutup, seperti tadi.
Tapi malam ini Sarah berpenampilan lain, tanpa jilbab/kerudung!
Rambutnya yang tak pernah terlihat, dibiarkan terurai. Demikian juga
dengan bajunya, Sarah memakai daster diatas lutut yang sekilas cukup
menerawang dan hanya dilapisi oleh kimono panjang yang tidak dikancing.
Sehingga dimata Fandi, Sarah seperti bidadari yang turun dari khayangan.
Cantik dan mempesona. Mungkin begitulah pakaiannya kalau tidur.
“Gambar tivinya jelek ya?” tanya Sarah mengagetkan Fandi.
“Eh, iya. Antenenya kali” jawab Fandi sambil menunduk.
Fandi semakin berdebar ketika perempuan itu duduk disebelahnya sambil
meraih remote control. Tercium bau harum dari tubuhnya membuat hidung
Fandi kembang kempis. Lutut dan sebagian pahanya yang putih terlihat
jelas menyembul dari balik dasternya. Fandi menelan ludah.
“Semuanya jelek”, kata Sarah, “Nonton VCD saja ya?”.
“Terserah Teteh” kata Fandi masih berdebar menghadapi situasi itu.
“Tapi adanya film unyil, nggak apa?” kata Sarah sambil tersenyum menggoda.
Fandi faham maksud Sarah tapi tidak yakin film yang dimaksud adalah film porno.
“Ya terserah Teteh saja” jawab Fandi.
Sarah kemudian bangkit dan menuju kamar anaknya. Fandi semakin berdebar,
dirapikan kain sarungnya dan disadari dibalik sarung itu ia cuma pakai
celana dalam. Diteguknya air digelas. Agak lama Sarah keluar dari kamar
dengan membawa kantung plastik hitam.
“Mau nonton yang mana?” tanyanya menyodorkan beberapa keping VCD sambil duduk kembali di samping Fandi.
Fandi menerimanya dan benar dugaannya itu VCD porno.
“Eh, ah yang mana sajalah” kata Fandi belum bisa menenangkan diri dan menyerahkan kembali VCD-VCD itu.
“Yang ini saja, ada ceritanya” kata Sarah mengambil salah satu dan menuju alat pemutar dekat TV.
Fandi mencoba menenangkan diri.
“Memang Teteh suka nonton yang beginian ya?” tanya Fandi memancing
“Ya kadang-kadang, kalau lagi suntuk” jawab Sarah sambil tertawa kecil
“Bapak juga?” tanya Fandi lagi
“Ngga lah, marah dia kalau tahu” kata Sarah kembali duduk setelah memencet tombol player.
Memang selama ini Sarah menonton film-film itu secara sembunyi-sembunyi dari suaminya yang keras dalam urusan moral.
“Bapak kan orangnya kolot” lanjut Sarah “dalam berhubungan suami-istri juga ngga ada variasinya. Bosen!”
Fandi tertegun mendengar pengakuan Sarah tentang hal yang sangat rahasia
itu. Fandi mulai faham rupanya perempuan ini kesepian dan bosan dengan
perlakuan suaminya ditempat tidur. Dan mulai bisa menangkap maksud
perempuan ini mengajaknya nonton film porno. Dalam hati ia bersorak
girang tapi juga takut, berselingkuh dengan istri orang belum pernah
dilakukannya.
Film sudah mulai, sepasang perempuan dan lelaki terlihat mengobrol
mesra. Tapi Fandi tidak terlalu memperhatikan. Matanya justru melirik
perempuan disebelahnya. Sarah duduk sambil mengangkat satu kakinya
keatas kursi dengan tangannya ditumpangkan dilututnya yang terlipat,
sehingga pahanya yang mulus makin terbuka lebar. Fandi sudah tidak ragu
lagi.
“Teteh kesepian ya?” Tanya Fandi sambil menatap perempuan itu Sarah
balik menatap Fandi dengan pandangan berbinar dan mengangguk perlahan.
“Kamu mau tolong saya?” tanya Sarah sambil memegang tangan Fandi.
“Bagaimana dengan Bapak ?” tanya Fandi ragu-ragu tapi tahu maksud perempuan ini.
“Jangan sampai Bapak tahu” kata Sarah. “Itu bisa diatur” lanjut Sarah sambil mulai merapatkan tubuhnya.
Cerita Seks Rayuan Ibu Kost - Fandi tak mau lagi berpikir, segera
direngkuhnya tubuh perempuan itu. Wajah mereka kini saling berhadapan,
terlihat kerinduan dan hasrat yang bergelora dimata Sarah. Dan bibirnya
yang merah merekah basah mengundang untuk di kecup. Tanpa menunggu lagi
bibir Fandi segera melumat bibir yang sudah merekah pasrah itu. Fandi
semakin yakin bahwa perempuan ini haus akan sentuhan lelaki ketika
dirasakan ciumannya dibalas dengan penuh nafsu oleh Sarah.
Bahkan terkesan perempuan itu lebih berinisiatif dan agresif. Tangan
Sarah memegang belakang kepala Fandi menekannya agar ciuman mereka itu
semakin lekat melumat. Fandi mengimbangi ciuman itu dengan penuh gairah
sambil mencoba merangsang perempuan itu lebih jauh, tangannya mulai
merabai tubuh hangat Sarah. Dirabanya paha mulus yang sedari tadi
menarik perhatiannya, diusapnya perlahan mulai dari lutut yang halus
lembut terus keatas menyusup kebalik dasternya.
Sarah bergetar ketika jemari Fandi menyentuh semakin dekat daerah
pangkal pahanya. Tangan Fandi memang mulai merambah seputar selangkangan
perempuan itu yang masih terbungkus celana dalam. Dengan ujung jarinya
diusap-usap selangkangan itu yang makin terbuka karena Sarah telah
merenggangkan kedua pahanya. Dan rupanya Sarah telah semakin larut
hasratnya dan ingin merasakan rabaan yang langsung pada selangkangannya.
Dengan sigap tanpa malu-malu ditariknya celana dalam itu, dibantu oleh
Fandi dengan senang hati, sehingga terbuka poloslah lembah yang
menyimpan lubang kenikmatan itu. Segera saja tangan Fandi merambahi
kembali lembah hangat milik Sarah yang telah terbuka itu. Dirasakan
bulu-bulu jembut yang lebat dan keriting melingkupi lembah sempit itu.
Jemari Fandi membelai bulu jembut itu mulai dari bawah pusar terus
kebawah.Sarah makin mendesah ketika jemari Fandi mulai menyentuh bibir
memeknya. Itulah sentuhan mesra pertama dari jemari lelaki yang pernah
Sarah rasakan pada daerah kemaluannya.
Suaminya tidak pernah mau melakukan hal itu. Dalam bercinta suaminya
tidak pernah melakukan pemanasan atau rabaan yang cukup untuk
merangsangnya. Biasanya hanya mencium dan meraba buah dadanya sekilas
dan ketika batang kontolnya sudah tegang langsung dimasukan ke lubang
memek Sarah. Bahkan ketika lubang memek itu masih kering, sehingga rasa
sakitlah yang dirasakan Sarah.
Selama hampir delapan tahun menikah, Sarah belum pernah merasakan
nikmatnya bercinta secara sesungguhnya. Semuanya dikendalikan dan diatur
oleh suaminya. Berapa hari sekali harus bercinta, cara apa yang
dipakai, dan sebagainya. Totok suaminya yang berusia hampir
empatpuluhlima tahun ternyata lelaki yang ortodok dan tidak pernah
memperhatikan keinginan istrinya. Apalagi ia menderita ejakulasi
prematur. Sehingga sudah jarang frekuensinya, cepat pula keluarnya.
Soal teknik bercinta, jangan ditanya. Tidak ada variasi dan dilarang
istrinya berinisiatif. Baginya meraba kemaluan istri apalagi menciumnya
adalah dosa. Melihat istri telanjang adalah saat memenuhi kewajiban
suami istri di ranjang. Baginya bersenggama adalah memasukan batang
kemaluannya yang tegang ke dalam kemaluan istri dengan tujuan
mengeluarkan airmani didalam lubang itu secepatnya, tidak perlu bertanya
istrinya puas atau tidak.
Sehingga selama bertahun-tahun, Sarah tidak lebih dari benda yang mati
yang punya lubang buat membuang airmani suaminya bila tangkinya sudah
penuh. Sarah sebagai perempuan, yang ternyata mempunyai hasrat menggebu,
cuma bisa berkhayal bercumbu dengan lelaki yang bisa memberikan
kenikmatan dengan penuh fantasi.
Selama bertahun-tahun. Hanya kira-kira setahun ini Sarah bertemu dengan
seorang wanita sebayanya yang juga mengalami nasib hampir sama
dengannya. Mereka kemudian berteman akrab, saling curhat dan bersimpati.
Dari wanita ini, Lilis namanya, Sarah mendapatkan film-film porno yang
dipinjamkan secara sembunyi-sembunyi. Hubungan mereka sangat akrab
karena keduanya juga takut melakukan selingkuh dengan mencari lelaki
lain. Yang berani mereka lakukan akhirnya kadang-kadang bermesraan
berdua sebagai pasangan lesbian.
Tetapi sebagai perempuan normal Sarah tidak terlalu mendapatkan
kenikmatan yang diharapkan dari hubungan itu. Dan kini ketika jemari
lelaki yang dengan penuh perasaan merabai daerah sensitifnya, semakin
berkobarlah nafsu ditubuh Sarah. Seakan haus yang selama ini ada telah
menemukan air yang dingin segar.
“Ah..terus Fan..” desahnya membara.
Kuluman bibir mereka terus saling bertaut. Lidah mereka saling menjilat,
berpilin mesra. Fandi mengeluarkan semua kemampuannya, demikian juga
dengan Sarah mencoba melepaskan hasrat yang dipendamnya selama ini.
Selama bertahun-tahun Sarah dapat meredam hasratnya. Tak ada keberanian
untuk menyeleweng, meski niat itu ada. Tapi sudah sejak beberapa bulan
terakhir ini suaminya semakin jarang menyentuhnya. Sehingga hasratnya
semakin menggumpal.Malam ini keberaniannya muncul ketika suaminya tidak
ada dirumah. Sejak Fandi kost dirumahnya, Sarah telah memperhatikannya
dan ia juga tahu pemuda itu juga memperhatikannya.
Malam ini Sarah tidak perduli lagi dengan dosa apalagi suaminya. Ia
ingin hasratnya terlampiaskan.Mulut mereka sudah saling lepas, dan mulut
Fandi mulai menyusuri leher jenjang Sarah yang selama ini tertutup
rapat. Mulut Fandi menciumi leher jenjang yang lembut itu beberapa saat
terus kebawah sepertinya hendak kedaerah belahan dada Sarah, tapi
tiba-tiba Fandi bergeser dari duduknya dan bersimpuh di lantai dan
melepaskan ciumanya sehingga mukanya berada diantara paha Sarah yang
mengangkang dimana bibir memeknya sedang dirabai jemari pemuda
itu.Rupanya Fandi ingin memberikan rangsangan yang lebih lagi dan
rupanya Sarah juga faham maksud Fandi.
Dengan berdebar dan antusias ditunggunya aksi Fandi lebih lanjut
terhadap selangkangannya dengan lebih lebar lagi mengangkangkan kedua
kakinya. Sarah menunduk memperhatikan kepala Fandi dicondongkan kedepan
dan mulutnya mulai mendekati selangkangannya yang terbuka. Dilihatnya TV
yang juga sedang menayangkan gambar yang tidak kurang hotDihadapan
Fandi selangkangan perempuan yang telah terkangkang bebas. Terlihat bulu
jembut yang menghitam agak keriting menumbuhi lembah yang sempit
diantara paha montok yang putih mulus.
Fandi menelan ludah melihat pemandangan yang indah itu. LFandia
mayoranya terlihat merekah basah, dihiasi bulu jembut menghitam ditepi
dan atasnya. Kontras dan indah dipandang. Kedua tangannya memegang kedua
paha yang telah mengangkang itu. Dijulurkan lidahnya menyentuh belahan
kemerahan yang sudah terkuak itu. Tercium wangi harum dari lembah
itu.Kedua tangan Fandi bergeser mendekati lubang memek itu untuk lebih
menguakkannya
“Ahhh.!” Sarah mendesah dan pinggulnya bergetar ketika ujung lidah itu menyentuh bibir memeknya.
Desahannya semakin menjadi ketika lidah Fandi mulai menjilati bibir yang
merekah basah itu dan dengan ujung lidahnya mengelitik kelentit yang
tersembunyi dibelahannya. Dan itu semakin membuat Sarah blingsatan
merasakan nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Pinggulnya
dihentak-hentakkan keatas menikmati sentuhan yang belum pernah dirasakan
tapi telah lama dihayalkan. Fandi terus melakukan jilatan yang nikmat
itu dan tangannya yang satu mulai merambah keatas meremasi buah dada
yang montok padat.
Cerita Seks Rayuan Ibu Kost - Rupanya Sarah sudah merasa semakin panas
meskipun diluar hujan masih turun. Segera dibuka kimono dan dasternya,
juga BH yang membungkus sepasang bukit kembar, sehingga perempuan yang
sehari-hari selalu berbaju tertutup dan terlihat alim ini kini duduk
telanjang bulat disofa dengan kedua kakinya mengangkang dimana seorang
pemuda bersimpuh sedang menjilati memeknya. Mata Sarah merem melek
menikmati jilatan lidah dan rabaan tangan Fandi. Hasrat yang telah lama
dihayalkan kini mulai terwujud. Ia bertekad untuk mewujudkan dan
melaksanakan semua hayalan yang selama ini disimpannya. Banyak hayalan
gila-gilaan yang pernah di rekanya, hasil dari pengamatannya menonton
film-film porno.
Demikian juga dengan Fandi, impiannya kini tercapai. Bukan hanya melihat
perempuan berkerudung telanjang tapi juga bisa merabai tubuhnya bahkan
mungkin sebentar lagi bercinta dengannya. Jilatan dan rabaan Fandi
rupanya telah menaikkan nafsu Sarah makin tinggi hingga akhirnya
dirasakan hasrat itu semakin memuncak. Sarah yang belum pernah merasakan
orgasme selama berhubungan dengan suaminya, tapi dari rangsangan ketika
berhubungan lesbian dengan Lilis dan ketika menonton film porno sambil
merabai kemaluannya sendiri, ia tahu akan segera orgasme. Dengan ganas
di tariknyanya kepala Fandi agar makin rapat keselangkangannya sambil
menggerakkan pinggulnya naik turun, sehingga bukan hanya mulut Fandi
yang mengesek memeknya tapi juga hidung dan dagu pemuda itu.
“Ahhhduh..AAaaaHhhh….! Ahhh!!” jeritnya tertahan ketika akhirnya orgasme itu datang juga.
Fandi sempat tidak bisa bernafas ketika mukanya dibenamkan rapat
keselangkangan itu ditambah Sarah merapatkan kedua pahanya menjepit
kepalanya. Beberapa saat Sarah menyenderkan kepalanya disandaran sofa
dengan mata terpejam menikmati untuk pertama kali klimaks karena dicumbu
lelaki, nafas memburu dan perlahan kedua kakinya yang menjepit kepala
Fandi kembali membuka sehingga Fandi dapat melepaskan diri. Muka Fandi
basah bukan hanya oleh keringat tapi juga oleh cairan yang keluar dari
lubang kenikmatan Sarah.
Fandi bangkit berdiri sambil membuka kausnya yang digunakan untuk
mengelap mukanya. Tubuhnya berkeringat. Dipandangi perempuan telanjang
itu yang duduk mengangkang. Baru ini dapat diamati tubuh telanjang
perempuan itu secara utuh.
“Hatur nuhun ya Fan” kata Sarah berterima kasih sambil membuka matanya sehFandis meresapi kenikmatan yang baru diraihnya.
Dan matanya kembali berbinar ketika dilihatnya Fandi telah berdiri
telanjang bulat dengan batang kontol mengacung keras. Batang kontol yang
besar dan panjang. Jauh lebih besar dari punya suaminya. Ini untuk
pertama kalinya ia melihat lelaki telanjang bulat selain suaminya. Fandi
mendekat dan meraih tangan Sarah, dan menariknya berdiri. Kemudian
Fandi mundur dua langkah mengamati tubuh telanjang perempuan itu lebih
seksama.
“Kenapa sih?” tanya Sarah sambil senyum-senyum.
“Saya lagi memandangi tubuh indah sempurna yang selama ini tertutup”
jawab Fandi yang memang terpesona dengan apa yang ada dihadapannya.
Ternyata benar yang sering diangankannya tentang apa yang ada dibalik
baju tertutup yang selama ini dipakai Sarah, bahkan lebih indah dari
yang dibayangkannya karena ini benar-benar nyata. Tubuh Sarah memang
nyaris sempurna. Badannya tinggi semampai dengan wajah yang cantik dan
lekuk setiap tubuhnya saling mendukung dan proposional. Buah dadanya
besar padat berisi, pinggangnya ramping dengan pinggul dan pantat yang
montok serta sepasang kaki jenjang dengan paha yang padat berisi.
Semuanya dibalut dengan kulit yang putih mulus tanpa cela. Dan sesuatu
yang rimbun berbulu kehitaman di pangkal pahanya menambah pesona.
Pemandangan itu semakin memperkeras acungan batang kontol Fandi. Dan
Sarah yang sudah terpesona dengan benda itu dari tadi segera meraih dan
mengenggamnya. Sarah kembali duduk sambil tetap menggengam batang kontol
itu. Fandi mengikuti dan tahu maksudnya. Ternyata perempuan ini penuh
dengan fantasi yang hebat, pikirnya. Dengan mata berbinar diperhatikan
batang kontol yang tegang dihadapannya. Kontol yang jauh lebih besar dan
panjang dari punya suaminya.
Telah lama Sarah ingin merasakan mengulum kontol lelaki seperti yang dilihatnya difilm porno.
Dipandangnya otot tegang dalam genggaman tangannya. Dengan ujung
lidahnya dijilat perlahan kepala kontol yang mengkilap kecoklatan itu.
Terasa aneh, tapi diulang lagi dan lagi sehingga hasratnya makin
menggebu. Maka dengan perlahan dibuka mulutnya sambil memasukan batang
kontol yang telah basah itu dan dikulumnya. Fandi meringis nikmat
diperlakukan begitu. Apalagi Sarah mulai melumati batang kontol didalam
mulutnya dengan semakin bernafsu.
Sarah mencoba mempratekkan apa yang dilihatnya difilm. Ia tidak hanya
menggunakan lidahnya tapi menggaruk batang kontol itu dengam giginya,
membuat Fandi semakin meringis nikmat. Satu lagi ingin dirasakan Sarah
adalah rasa air mani lelaki. Karena itu ia ingin merangsang Fandi agar
pemuda itu orgasme dan menumpahkan cairan mani di mulutnya. Sarah yang
selama ini kecewa dengan kehidupan sex bersama suaminya hingga terlibat
hubungan lesbian dan sering menghayalkan fantasi-fantasi liar yang
pernah ditontonnya di film.
Kini ia punya kesempatan untuk mewujudkannya. Tak ada lagi rasa malu
atau jijik. Telah dilepaskan semua atribut sebagai istri yang patuh dan
saleh. Yang ada didalam benaknya adalah menuntaskan hasratnya.Fandi yang
batang kontolnya dikulum sedemikian rupa semakin terangsang tinggi.
Kuluman mulut Sarah meskipun baru untuk pertama kali melakukannya tapi
cukup membuatnya mengelinjang nikmat. Sangat lain sensasinya. Hingga
akhirnya.
“Ah Teh, sudah mau keluar nih” desis Fandi mengingatkan sambil mencoba menarik pinggulnya.
Tapi Sarah yang memang mau merasakan semburan mani dimulutnya malah
semakin menggiatkan kulumannya. Hingga akhirnya tanpa bisa ditahan lagi,
batang kontol itu menumpahkan cairan kenikmatan didalam mulut Sarah.
Fandi meregang, dengkulnya terasa goyah. Dan Sarah semakin menguatkan
kuluman bibirnya di kontol itu. Dirasakannya cairan hangat menyemprot
didalam mulutnya, rasanya aneh sedikit tapi gurih. Enak menurutnya.
Tanpa ragu Sarah semakin keras mengocok batang kontol itu dan dengan
lahap ditelannya cairan yang muncrat dari lubang kontol Fandi, bahkan
sampai tetes terakhir dengan menghisap batang kontol itu. Tanpa rasa
jijik atau mual.
“Bagai mana rasanya Teh?” tanya Fandi. Ia kagum ada perempuan yang mau menelan air maninya dengan antusias.
“Enak, gurih” kata Sarah tanpa ragu. Keduanya duduk diatas sofa mengatur nafas. Kemudian Sarah bangkit.
“Sebentar ya, saya buatkan minuman buat kamu” katanya sambil kedapur dengan hanya mengenakan kimono.
Fandi sambil telanjang mengikuti dari belakang dan ke kamar mandi
membersihkan batang kontolnya sambil kencing. Setelah itu didapatinya
Sarah di dapur membuatkan minuman.
Fandi mendekati dari belakang dan mendekapnya sambil tangannya meremas
sepasang bukit kembar yang menggantung bebas. Sarah menggelinjang
merasakan remasan di dadanya. Apalagi ketika kuduknya diciumi Fandi.
Perlahan dirasakan batang kontol Fandi mulai bangkit lagi mengganjal
dipantatnya. Sarah semakin mengelinjang ketika tangan Fandi yang satunya
mulai merambahi selangkangannya.
“Sudah nggak sabar ya” katanya sambil ketawa dan berbalik. Kembali keduanya berciuman dengan rakus.
“Dikamar saja ya” ajak Sarah ketika ciuman mereka semakin larut. Mereka masuk kekamar yang biasanya untuk tamu.
Disana ada tempat tidur besar dengan kasur empuk.
Sarah mendorong tubuh Fandi keranjang dan jatuh celentang. Sarah juga
segera menjatuhkan tubuhnya di ranjang menyusul Fandi. Keduanya kembali
berciuman dengan buas. Tapi tidak lama karena Sarah mendorong kepala
Fandi kebawah. Ia ingin Fandi mengerjai buahdadanya. Fandi menurut
karena ia pun sudah ingin merasakan lembutnya sepasang bukit kembar yang
montok berisi itu. Sarah mendesah sambil mengerumus rambut Fandi yang
mulai menjilati dan menghisapi salah satu pentil buahdadanya. Sedangkan
yang satunya diremasi tangan Fandi dengan lembut. Fandi merasakan
buahdada yang lembut dan perlahan terasa semakin menegang dengan puting
yang mengeras.
“Oh Fan! Geliin..terus akh!” Tangan Fandi yang satunya mulai merambahi kembali selangkangan perempuan itu.
Sarah menyambutnya dengan merenggangkan kedua kakinya.
“Ahh..terus sayang!” desisnya ketika jemari pemuda itu mulai menyentuh kemaluannya.
Jemari Fandi dengan perlahan menyusuri lembah berbulu dimana didalamnya terdapat bibir lembut yang lembab.
Sarah semakin menggelinjang ketika ujung jari Fandi menyentuh
kelentitnya. Kini mulut dan tangan Fandi secara bersamaan memberikan
rangsangan kepada perempuan kesepian yang haus seks itu. Sementara Sarah
juga sangat menikmati jilatan dan rabaan pemuda itu.Beberapa lama
kemudian Fandi mengambil inisiatif setelah puas merambahi sepasang bukit
ranum itu, perlahan mulutnya mulai bergerak kebawah menyusuri perut
mulus Sarah dan berhenti di pusarnya.
Sarah menggelinjang ketika pusarnya dijilat lidah pemuda itu. Sarah
rupanya tidak mau nganggur sendiri. Ditariknya pinggul Fandi kearah
kepalanya. Fandi faham maksudnya. Dengan segera dikangkangi kepala Sarah
diantara kedua pahanya dan menempatkan pangkal pahanya dengan batang
kontol yang menegang keras diatas muka Sarah. Yang segera disambut
kuluman Sarah dengan bernafsu. Fandi juga sudah menempatkan kepalanya
diantara paha Sarah yang mengangkang. Mulutnya mulai merambahi kembali
lembah harum berjembut lebat itu. Keduanya melakukan tugas dengan nafsu
yang semakin tinggi dan terus berusaha merangsang pasangan
masing-masing.
Cerita Seks Rayuan Ibu Kost - Sarah istri kesepian yang bertahun-tahun
menyimpan hasrat, sehingga sekarang seakan mempunyai nafsu yang
sepertinya tak hFandis-hFandis untuk ditumpahkan. Demikian juga dengan
Fandi pemuda lajang yang cukup berpengalaman dalam urusan perempuan tapi
baru kali ini bercinta dengan istri orang, sehingga fantasi yang
dirasakan sangat beda dari yang pernah dialami sebelumnya.
“Ooohhh! Fan, lakukanlah” desah Sarah mulai tak tahan menahan hasratnya.
Fandi segera menghentikan jilatannya dan mengatur posisi. Sarah
celentang pasrah dengan kedua paha terbuka lebar menantikan hujaman
batang kontol Fandi pada lubang memeknya yang telah semakin berdenyut.
Dadanya berdebar kencang, mengingatkannya pada malam pertama ketika
untuk pertama kali diperawani suaminya. Usianya belum lagi tujuhbelas
tahun waktu itu. Tak ada kemesraaan dan kenikmatan, yang ada hanya
kesakitan ketika batang kontol Totok merobek lubang kemaluannya. Untung
cuma berlangsung sebentar karena suaminya cepat keluar air maninya.
Dilihatnya wajah puas suaminya ketika ada bercak darah disprei, tanda istrinya masih perawan.
Sarah tersentak dari mimpi buruknya ketika terasa benda hangat menyentuh
bibir memeknya. Direngkuhnya tubuh Fandi ketika perlahan batang kontol
yang keras itu mulai menyusuri lubang memeknya.
“Akh! enak Fan!” desahnya. Tangannya menekan pinggul Fandi agar batang kontol pemuda itu masuk seluruhnya.
Fandi juga merasakan nikmat. Memek Sarah terasa sempit dan seret. Fandi
mulai menggerakkan pinggulnya perlahan naik-turun dan terus dipercepat
diimbangi gerakan pinggul Sarah. Keduanya terus berpacu menggapai
nikmat.
“Ayo Fan geyol terusss!” desah Sarah makin hilang kendali merasakan
nikmat yang baru kali ini dirasakan. Fandi mengerakkan pinggulnya
semakin cepat dan keras. Sesekali disentakkan kedepan sehingga batang
kontolnya tuntas masuk seluruhnya kedalam memek Sarah.
“Oh..Fan !”jerit Sarah nkmat setiap kali Fandi melakukannya.Terasa
batang kontol itu menyodok dasar lubang memeknya yang terdalam.
Semakin sering Fandi melakukannya, semakin bertambah nikmat yang
dirasakan Sarah sehingga pada hentakan yang sekian Sarah merasakan otot
diseluruh tubuhnya meregang. Dengan tangannya ditekan pantat Fandi agar
hujaman bantang kontol itu semakin dalam. Dan terasa ada yang
berdenyut-denyut didalam lubang memeknya.
“Ahk..! Ahduh akhh!” teriaknya tertahan merasakan orgasme yang untuk pertama kali saat bersanggama dengan lelaki.
Sangat nikmat dirasakan Sarah. Seluruh tubuhnya terasa dialiri listrik
berkekuatan rendah yang membuatnya berdesir. Fandi yang belum keluar
terus menggerakkan pinggulnya semakin cepat. Menyebabkan Sarah kembali
berusaha mengimbangi.
Diangkat kedua kakinya keatas dan dipegang dengan kedua tangannya,
sehingga pinggulnya sedikit terangkat sehingga memeknya semakin
menjengkit. Menyebabkan hujaman kontol Fandi semakin dalam. Fandi yang
berusaha mencapai kenikmatannya, merasa lebih nikmat dengan posisi Sarah
seperti itu. Demikian juga dengan Sarah, perlahan kenikmatan puncak
yang belum turun benar naik lagi.Sarah mengangkat dan menumpangkan
kakinya dipundak Fandi, sehingga selangkangannya lebih terangkat.
Fandi memeluk kedua kaki Sarah, sehingga tubuhnya setengah berdiri.
Dirasakan jepitan memek Sarah lebih terasa sehingga gesekan batang
kontolnya menjadi semakin nikmat. Fandi semakin menghentakkan pinggulnya
ketika dirasakan kenikmatan puncak sudah semakin dekat dirasakan.
“Ahhh” Fandi mendesah nikmat ketika dari batang kontolnya menyembur cairan kenikmatannya.
Dikocoknya terus batang kontol itu untuk menuntaskan hasratnya.
Bersamaan dengan itu Sarah rupanya juga merasakan kenikmatan yang kedua
kalinya.
“Akhh!!” jeritnya untuk kedua kali merasakan orgasme berturut-turut.
Tubuh Fandi ambruk diatas tubuh Sarah. Keduanya saling berdekapan.
Kemaluan mereka masih bertaut. Keringat mengucur dari tubuh keduanya,
bersatu. Nafas saling memburu.
“Makasih ya Fan, makasih” kata Sarah terbata mengucapkan terima kasih diantara nafasnya yang memburu.
Tuntas sudah hasratnya. Dua tubuh yang panas berkeringat terus berdekapan mengatasi dinginnya malam.
Cerita Seks Rayuan Ibu Kost - Tak sampai 15 menit mereka saling
berdekapan ketika dirasakan Fandi, batang kontolnya yang telah lepas
dari lubang memek Sarah mulai dirabai dan diremas kembali oleh tangan
Sarah. Rupanya perempuan ini sudah ingin lagi. Fandi tersenyum dalam
hati, lembur nih ini malam! Memang Sarah sudah bangkit lagi hasratnya.
Nafsunya yang lama terpendam seakan-akan segera muncul kembali meskipun
baru terpenuhi. Sepertinya ia tidak ingin melepaskan kesempatan malam
ini untuk bercinta sebanyak mungkin dengan Fandi sampai besok pagi,
dengan berbagai teknik dan posisi yang selama ini cuma diangankannya.
Dan malam itu mereka melewati malam panjang dengan penuh keringat,
cumbuan, rabaan, hentakan nafas dan desahan nikmat berkali-kali sampai
pagi.
Fandi bangun ketika dirasakan sinar matahari menyinari tubuhnya yang
masih telanjang cuma ditutupi selimut. Ia masih terbaring diranjang
tempat dia bercinta sepanjang malam dengan Sarah. Dilihatnya sudah jam
10. Badannya terasa segar meskipun sepanjang malam mengeluarkan tenaga
untuk melayani dan mengimbangi nafsu Sarah yang ternyata tak kenal puas.
Tak kurang dari lima ronde dilewati oleh mereka dengan sebentar saja
istirahat.
Fandi selalu ingat setiap dua atau tiga ronde, Sarah selalu
membuatkannya minuman sejenis jamu yang ternyata sangat berkhasiat
memulihkan energinya sehingga sanggup melayani perempuan yang haus sex
itu berkali-kali. Fandi masih berbaring. Dicobanya membayangkan kejadian
tadi malam. Seperti mimpi tapi benar terjadi. Perempuan yang terlihat
lembut tapi ternyata sangat ganas di Ranjang.
Demikian ceritnya, dan semenjak kejadian itu ngeseks bersama the Sarah
sering kamilakukan jika ada waktu dan tempat yang mendukung