Iklan Banner 125 x 125

Cerita Sex Serangan Dasyat Kakak Iparku

Awalnya cerita ini dimulai ketika di rumah Pamanku mengkhitankan adik sepupuku. Sebagai sorang keponakan pastinya aku ga ketinggalan untuk membantu prosses hajatannya, Dengan membantu bikin tenda, menata meja kursi dan lain-lain sampai pada saat hajatannya Dimulai, akupun sibuk membantu menyiapkan peralatan di dapur.

Siang tamu banyak berdatangan, datang silih berganti sampai menjelang maghrib…orang-orang Sudah mulai lengang dan kami semua yang seharian membantu perayaan duduk-duduk santai sambil mengobrol,merokok dan bersenda-gurau dengan teman-teman dan keluarga.


Cerita Dewasa Serangan Dasyat Kakak Iparku

Cerita Sex Serangan Dasyat Kakak Iparku
Cerita Mesum Serangan Dasyat Kakak Iparku

“ Aku haus nih, gua ambil minuman dulu yach?”..kataku.

Kemudian aku pergi kedapur mengambil minuman. Di pintu dapur aku berpapasan dengan Mba Septi, dia adalah istri guru SD di kampungku. Orangnya ramah, masih muda,kulitnya ngga begitu putih tapi mulus.

“ Mau kemana?” sapanya sambil tersenyum.
“ Mau ambil minum nih,” jawabku sambil jalan melewatinya.

Tiba-tiba ada benda yang menyentuh kemaluanku, seperti solah-olah disentil. Akupun tengok sana,tengok sini..siapa yang tadi baru menyentuhku?… Aku jadi bingung..ga ada orang lain disitu selain kami berdua. Aku menengok kebelakang dan melihat mba Septi sedang tersenyum-senyum melihatku.

“Nyari apa?” tanyanya sambil tersenyum wanita. “ E..engga….” sahutku bingung.

Setelah ambil minum aku segera beranjak keluar dari pintu dapur..tiba-tiba Mba Septi memegang tanganku sambil berbisik,” Ntar malem jam 8 aku tunggu di depan rumahku ya?.”.bisiknya sambil tangan satunya lagi meremas celana bagian depanku..Aku terdiam dan ngga bisa menjawab, ngga mengiyakan tapi juga ga menolak menikmati rasa nikmat di kemaluanku.

Akupun segera melepaskan diri, takut ada yang nglihat. Aku kembali kedepan ketempat ruang tamu dan bergabung kembali dengan yang lain. Senja mulai merangkak menuju malam. Suasana kampung kian sepi,..gelap,maklum belom ada listrik. Aku bingung, apa Mba Septi nyuruh beneran yach?Antara bimbang dan ragu, ternyata hasrat kelakianku lebih besar ..Jam 8 malam aku pulang melewati Depan rumah Mba Septi. Dari jauh ,dalam keremangan malam kulihat sesosok tubuh wanita berdiri di depan rumahnya.

“ Ih lama banget sich”, katanya setelah aku dekat dengannya.

Aku diam saja ga bisa menjawab. “ Kamu temenin Mba yach? Mas Iwan lagi ngajar di kampung sebelah”. Katanya lagi.

“ Emang ga ada orang?” tanyaku.
“ Ga ada, makanya mba takut.” Sahutnya lagi.
“ Ya udah”, aku mengiyakan. Kemudian kami berdua masuk ke rumah dan duduk di ruang tamu.
“ Temenin aku ngambil minum yuk,’ katanya selang beberapa saat kemudian.

Kemudian dia mengandeng tanganku menuju dapur. Bagai kerbau dicocok hidungnya, aku ngekor saja tanpa kuasa menolak dengan diselimuti berbagai perasaan. Sampai didapur, mba Septi bukannya bukannya mengambil minuman, tanpa terduga dia menciumi bibirku dengan penuh bergairah.

“ Aku sudah begitu lama loh pengin ngewe ama kamu”. Bisiknya sambil melumat bibirku.

Aku tak kuasa menahan gejolak kemudaanku. Sambil membalas melumat bibirnya, tanganku mulai menggerayangi tubuhnya yang masih padat berisi itu. Maklum dia sudah kawin 2 tahun tapi masih belum punya anak. Tanganku meremas pantatnya yang kenceng dan bahenol sambil lidahku kukait-kaitkan ke lidahnya diantara mulutnya yang menganga merah mendesah.

Kuputar tanganku kebagian depan dan menyentuh dareah memeknya yang agak kasar tapi kok ngga berbulu ngga seperti punya Mba Rom ( Bujangan Ting-tingku yang hilang). Ternyata dia sudah ngga memakai celana dalam sedari tadi. Jari tengahkupun langsung meluncur masuk ke liang memeknya yang sudah basah kuyup karena lender kenikmatannya.

“Ayuh kekamar yuk”. Katanya. “ Jangan ah, takut Mas Iwan pulang”. Jawabku.
“ Ga papa kok, dia pulangnya paling jam 12 maleman “.

“ Besok aja yach, di rumahku, besok aku kan libur sekolah, datang aja jam 7 setelah bapak dan ibuku berangkat kerja” kataku. Penisku sebenernya sudah ngga tahan untuk segera masuk ke dalam memeknya. Tapi rasa takut ketahuan melebihi birahiku.

“Ya udah, besok yach, tapi jangan bohong”. Katanya setengah memohon.
Kamipun melepaskan pagutan kami dengan rasa berat hati.

Keesokan harinya, jam 7 kedua orang tuaku sudah berangkat. Akupun mulai deg-degan.” Datang ga yach dia?’ kataku dalam hati. Tiba-tiba ditengah lamunanku terdengar suara mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Aku menjawab dan segera membuka pintu, dan ternyata Mba Septi sudah berdiri dipintu sambil tersenyum dan membawa sebuah bungkusan.

“Nih aku bawain makanan” katanya.
Diapun masuk. “ Orangtuamu mana?” tanyanya. “Sudah berangkat” jawabku.
“ Ke kamarmu aja yuk” bisiknya. Lalu kami berdua masuk kekamar sambil berangkulan seakan pacar lama yang lama ngga berjumpa.

Tanpa basa-basi lagi kami berdua menjatuhkan tubuh kami dikasur dan saling tindih-menindih sementara mulut kami ngga henti-hentinya saling melumat dan ludah kami saling menyatu. Aku segera duduk ,menyingkapkan roknya,dan segera mengangkangkan kedua kakinya yang montok dan mulus itu di hadapanku. Kutarik segera celana dalam warna abu-abunya.

Dan terlihat memeknya yang ga berbulu. Segera kubuka celanaku. Penisku sudah membengkak sedari semalem. Kupegangi kedua kakinya yang mengangkang dan kuarahkan Penisku kearah Lubang memeknya, tapi baru saja kepala Penisku menyentuh memeknya tangan Mba Septi menarik Penisku keluar dan menarik Penisku kedalam mulutnya. Dengan posisi berlawanan dan mukaku mengarah kememeknya segera saja kedua tanganku menyingkapkan kedua bibir memeknya yang merah ranum dan terlihat lubangnya yang merah menganga menimbulkan hasratku untuk menjilati itilnya yang mungil itu. Kumasukan lidahku kedalamnya dan kujilat-jilat seluruh liang memeknya sampai basah kuyup, sementara Penisku kuayun-ayunkan ke dalam mulutnya yang mungil, sampai dia tersedak-sedak. Kujilati itilnya dengan penuh nafsu.

Mba Septi merintih-rintih sementara Penisku terus kujejalkan dan kuayun-ayunkan dimulutnya. Beberapa saat kemudian tubuhnya mengejang dan “ ouch..ouch….crect..cret” dia mencapai klimaksnya dan dari lubang memeknya keluar bau asing cairannya yang membuat aku makin bersemangat..Kuhirup cairan basah di liangnya..sruup..

Tubuhnya terkulai lemas dan telentang tak berdaya.serta nafasnya yang tersengal-sengal. Aku segera memutar tubuhku…kukangkangkan kedua kakinya..dan kuarahkan Penisku yang masih basah dengan ludahnya kearah memeknya yang menganga menggairahkan..Blessek..

“Aaaach..” kurasakan begitu nikmat rasanya, Penisku serasa dipijit-pijit dinding lentur dan hangat serta basah itu. Kurebahkan tubuhku di atas tubuhnya yang montok serta menggairahkan.

Mba Septi hanya bisa mendesah,merintih, dan mengaduh-aduh. Kuremas-remas payudaranya yang kenyal dan menantang itu, serta kusumbat mulutnya yang menganga itu dengan mulutku, dan kusemburkan ludahku ke mulutnya..dia menelannya dan lidahnya terus mengait lidahku seakan haus akan semburan ludahku…terasa begitu nikmat.

Sementara Penisku terus kuayun ayun dengan keras, kadang lembut….sampai beberapa saat kemudian. Tubuhku mengejang , Penisku terasa begitu nikmat tiada tara..dan “ crut..crut..achhh”.

“Aku keluar mba”….Kedua tangannya menarik pantaku, memasukan Penisku lebih dalam lagi, seakan-akan dia ngga mau cairan spermaku tertumpah setetespun keluar.

Tubuhku tergeletak di atas tubuhnya, sementara dia memandangiku dengan penuh kepuasan. Dan dia terus memegangi pantatku, tidak mau melepaskan…”Jangan dicabut , biarin aja sampai Lemes sendiri di memekku”..Katanya.

Kamipun meneruskan saling melumat bibir kami, meneruskan gairah kami, sampai kemudian Penisku kembali mengeras…dan kemudian kami mengulanginya kembali sampai 4 kali. Menjelang siang diapun pulang dengan senyum kepuasan..dan aku tertidur pulas dengan segala Kepuasaan yang mendalam. Dan peristiwa itu sering kembali terulang dan terulang.

Sementara akupun masih berbuat yang sama dengan Mba Rom, dan terasa kenikmatan itu membuatku semakin ketagihan dan ketagihan akan memek-memek yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar